BAB I
PENDAHULUAN
I,1 Latar Belakang
Dimasa sekarang ini manusia apabila sakit, mereka
menggunakan obat dalam bentuk tablet, pil, kapsul, dan sebagainya. Kita ketahui
bersama bahwa tablet adalah sediaan padat yang sering juga digunakan untuk
pengobatan.
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk
sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang
sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk, berat, kekersan, dan ketebalalan,
daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung dengan pemakaian tablet dan cara
pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian secara oral. Adapun kelebihan dalam penggunaan tablet yaitu dapat
mengandung zat aktif dalam jumlah besar dan volume yang kecil dan sediaan yang
kering sehingga zat aktif tidak larut dalam air.
Adapula
tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif,menutupi rasa dan bau obat yang
tidak enak, untuk terapi local misalnya salut enteric.
I.2
Maksud Percobaan
1.
Untuk mempelajari dan memahami
teori tablet secara umum
2.
Untuk mempelajari metode yang
akan digunakan dalam pembuatan tablet
3.
Untuk mempelajari bahan-bahan
tambahan yang cocok digunakan dalam pembuatan tablet
I.3 Tujuan Percobaan
1.
Agar kita dapat mengetahui dan
memahami teori tablet secara umum
2.
Agar kita dapat mengetahui metode
yang sesuai dalam pembuatan tablet
3.
Agar kita dapat mengetahui
bahan-bahan tambahan yang cocok, yang akan digunakan dalam pembuatan tablet
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
FI III :
|
Tablet adalah sediaan padat kompak
|
dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler,
|
|
kedua permukaannya rata atau cembung,
|
|
mengandung satu jenis obat atau lebih
|
|
dengan atau tanpa zat tambahan
|
|
FI IV :
|
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat
|
dengan atau tanpa bahan pengisi.
|
|
Ansel :
|
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat
|
yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan
|
|
farmasetika yang sesuai
|
II.1 Definisi
Tablet
merupakan
bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan
bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk, berat,
kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung dengan
pemakaian tablet dan cara pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada
pemberian secara oral. Kebanyakan tablet dibuat dengan penambahan zat warna dan
zat pemberi rasa. Tablet lain
yang penggunaanya dapat cara sublingual, bukal, atau melalui vagina.
Dengan
metode pembuatan tablet yang manapun, tablet yang dihasilkan harus mempunyai sifat-sifat
yang baik, yaitu :
1.
Cukup kuat dan resisten terhadap
gesekan selama proses pembuatan, pengemasan, transportasi dan sewaktu di tangan
konsumen. Sifat ini diuji dengan uji kekerasan dan uji friabilitas.
2.
Zat aktif dalam tablet harus dapat
tersedia dalam tubuh. Sifat ini dilihat dari uji waktu hancur dan uji disolusi.
3.
Tablet harus mempunyai keseragaman
bobot dan keseragaman kandungan (untuk zat aktif kurang dari 50 ml). Parameter
ini diuji dengan variasi bobot dan uji keseragaman kandungan.
4.
Tablet berpenampilan baik dan
mempunyai karakteristik warna, bentuk dan tanda lain yang menunjukkan identitas
produk.
5.
Tablet harus menunjukkan stabilitas
fisik dan kimia serta efikasi yang konsisiten
Keuntungan sediaan tablet :
1.
Tablet merupakan bentuk sediaan yang
utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk
ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah
2.
Tablet merupakan bentuk sediaan yang
ongkos pembuatannya paling rendah
3.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral
yang paling ringan dan paling ringan.
4.
Tablet merupakan bentuk sediaan oarl
yang paling mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim.
5.
Pemberian tanda pengenal produk pada
tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila
menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
6.
Tablet paling mudah ditelan serta paling
kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang
memungkinkan pecah/ hancurnya tablet tidak segera terjadi.
7.
Tablet bisa dijadikan produk dengan
profil penglepasan khusus, seperti penglepasan di usus atau produk lepas
lambat.
8.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral
yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.
9.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral
yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi
yang paling baik.
Kerugian sediaan tablet :
1.
Beberapa obat tidak dapat dikempa
menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasinya, atau
rendahnya berat jenis.
2.
Obat yang sukar dibasakan, lambat
melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui
saluran cerna atau setiapn kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak
mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalm bentuk tablet yang masih menghasilkan
bioavailabilitas obat cukup.
3.
Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau
yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau
kelembaban udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa
(bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat
merupakan jalan keluar yang terbaik dan lebih murah.
Kesimpulan
dari keuntungan dan kerugian tablet dibandingkan dengan bentuk sediaan oral
lainnya, ternyata tablet benar-benar memberikan keuntungan dalam bentuk tempat/
ruangan yang paling kecil yang diperlukan untuk penyimpanan, tablet juga mudah
diberikan dan dikontrol,mudah dibawa, dan ongkosnya rendah. Bagi dokter
dosisnya fleksibel (tablet dapat dibelah dua), serta dosisnya tetap.
JENIS-JENIS
TABLET
A. TABLETKOMPRESI, Yaitu tablet yang dibuat dengan
sekian tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya ke dalam
bahan obatnya (s), diberi tambahan sejumlah bahan pembantu antara lain:
B.
TABLET
KOMPRESI GANDA, Yaitu tablet kompresi
berlapis,dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu Kali tekanan. Hasilnya
menjasdi tablet dan dengan beberapa lapisan atau tablet didalam tablet,lapisan
dalamnya menjadi inti dan lapisan luarnya disebut kulit. Tablet berlapis dibuat
dengan cara memasukan satu campuran obat kedalam cetakan dan ditekan., demikian
pula campuran obat sebagai lapisan berikutnya dimasukan kedalam cetakan yang
sama dan ditekan lagi. Untuk membentuk dua atau tiga lapisan tergantung pada
jumlah obat yang ditambahkan secara terpisah dalam satu tablet berlapis.
Biasanya tiap bahan campuran obat mengandung unsur obat yang berbeda dan
dipisahkan satu dengan yang lainnya karena tidak tersatukan. Pada umumnya tiap
lapis diberi warna sehingga berlapis-lapis dan berwarna-warni. Pada pembuatan
tablet berlapis yang mempunyai inti bagian dalam,mesin khusus diperlukan untuk
menempatkan inti dalam ini ditengah-tengah campuran bahan obat kedua yang
dimasukan kedalam cetakan yang sama supaya melingkupinya.
C.
TABLET SALUT GULA, Tablet kompresi ini mungkin diberi
lapisan gula berwarna dan mungkin juga tidak, lapisan ini larut dalam air dan
cepat terurai begitu ditelan. Gunanya bermacam-macam,melindungi obat dari udara
dan kelembaban serta member rasa untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaian
akibat rasa atau bau bahan obat. Faedahnya lagi, lapisan gula ini memberikan
penampilan yang manis. Kerugian dari lapisan gula ini adalah pengelolaannya
membutuhkan waktu dan keahlian serta menambah berat dan ukuran tablet. Tablet
salut mungkin dua kali lebih besar dan lebih berat dari pada tablet tanpa
salut.
D. TABLET
DIWARNAI COKELAT, Yaitu
lapisan cokelat merupakan hal yang penting dalam sejarah karena di waktu itu
hanya cokelat yang dipakai untuk menyalut dan mewarnai tablet. Sekarang ini
cokelat ini digantikan oleh bahan-bahan pewarna lain seperti oksida besi yang
dipakai sebagai warna tiruan cokelat.
E.
TABLET SALUT SELAPUT, Tablet kompresi ini disalut dengan
selaput tipis dari polimer yang larut atau tidak larut dalam air maupun
membentuk lapisan yang melindungi tablet. Biasanya lapisan ini berwarna,
kelebihannya dari penyalutan gula ialah lebih tahan lama, lebih sedikit bahan,
waktu yang lebih sedikit untuk penggunaannya. Selaput ini pecah dalam saluran
lambung usus
F.
TABLET SALUT ENTERIK, Tablet salut enteric adalah tablet
yang disalut dengan lapisan yang tidak melarut atau hancur di lambung tapi di
usus. Dengan demikian membiarkan supaya tablet pindah melewati lambung dan
hancur serta diabsorbsi di usus. Teknik ini digunakan dalam hal bahan obat
dirusak oleh asam lambung, mengiritasi mukosa lambung atau bila melintasi
lambung menambah absorbs obat di usus halus sampai jumlah yang berarti.
G. TABLET
SUBLINGUAL ATAU BUKAL,
Yaitu tablet yang disisipkan di pipi dan di bawah lida biasanya berbentuk
datar, tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung pipi atau di bawah
lida untuk diabsorbsi melalui mukosa oral.
H. TABLET
KUNYAH,
Tablet kunyah lembut segera hancur ketika dikunyah atau dibiarkan melaru dalam
mulut, menghasilkan dasar seperti krim dari mannitol yang berasa dan berwarna
khursus. Tablet-tablet ini khususnya diperlukan dalam formula tablet untuk
anak-anak dan biasanya digunakan dalam sedaiaan dari tablet multivitamin.
I.
TABLET EFFERVESCENT, Yaitu tablet berbuih dibuat dengan
cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain
yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air.
J.
TABLET TRITURAT,Tablet ini bentuknya kecil dan
biasanya silinder, dan biasanya mengandung sejumlah kecil obat keras.
Kebanyakan tablet ini dalam industry dibuat secara kompresi tetapi dalam skala
kecil, karena cara mencetak ini lebih mudah dan dianggap lebih murah.
1.
Eksipien
Eksipien
merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan
untuk berbagai tujuan dan fungsi. Eksipien mempunyai peranan yang penting dalam
formulasi tablet karena tidak ada satupun zat aktif yang dapat langsung dikempa
menjadi tablet tanpa membutuhkan eksipien (Sulaiman, 2007). Eksipien dalam
sediaan tablet antara lain:
§
Bahan
pengikat (binder), Bahan pengikat adalah
bahan yang mampunyai sifat adhesif yang digunakan untuk mengikat serbuk menjadi
granul selanjutnya bisa dikempa akan menghasilkan tablet kompak. Zat pengikat
dapat ditambahkan dalam bentuk kering, tetapi akan lebih baik jika ditambahkan
dalam bentuk larutan. Pengaruh bahan pengikat yang terlalu banyak akan
menghasilkan granul yang terlalu keras sehingga tablet yang terjadi mempunyai
waktu hancur yang lama. Apabila bahan pengikat yang digunakan terlalu sedikit
maka akan terjadi perlekatan yang lemah dan tablet terlalu lunak (Parrott,
1971).
§
Bahan
Penghancur (disintegrant),
Bahan
penghancur ditambahkan untuk memudahkan hancurnya tablet ketika kontak dengan
cairan saluran pencernaan. Dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet,
mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian. Umumnya prinsip
kerja dari bahan penghancur adalah melawan gaya ikat dari bahan pengikat dan
pengaruh kompresi mesin tablet
§
Bahan Pengisi (filler / diluent), Bahan pengisi ditambahkan untuk
memungkinkan suatu pencetakan sehingga menjamin tablet memiliki ukuran atau
massa yang dibutuhkan dan jika jumlah zat aktif sedikit atau sulit dikempa.
Bahan pengisi juga ditambahkan untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat
dikempa langsung atau untuk memacu aliran.
§
Bahan Pelicin (lubricant), Berdasarkan fungsinya, bahan
pelicin dapat dibedakan menjadi:
1) Lubricant, untuk mengurangi gesekan antara sisi tablet dengan dinding ruang cetakan (die) dan antara dinding die dengan dinding punch, sehingga tablet mudah dikeluarkan dari cetakan.
1) Lubricant, untuk mengurangi gesekan antara sisi tablet dengan dinding ruang cetakan (die) dan antara dinding die dengan dinding punch, sehingga tablet mudah dikeluarkan dari cetakan.
2) Glidant, untuk mengurangi gesekan antar patikel yang mengalir dari
hopper ke ruang cetak (die) sehingga akan memperbaiki sifat alir serbuk atau
granul yang akan di kempa dan akan berpengaruh pada keseragaman bobot tablet.
3) Antiadherent, untuk mencegah melekatnya Anti tablet pada die dan pada permukaan punch
3) Antiadherent, untuk mencegah melekatnya Anti tablet pada die dan pada permukaan punch
METODE
PEMBUATAN TABLET
ü
Granulasi basah,
Metode
ini merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam memproduksi tablet
kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode
ini adalah menimbang dan mencampur bahanbahan, pembuatan granulasi basah,
pengayakan adonan lembab menjadi granul, pengeringan, pengayakan kering,
pencampuran bahan pelicin, pembuatan tablet dengan kompresi.
ü
Granulasi kering
Granulasi kering
khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi
basah, karena kepekaannya terhadap air atau karena untuk mengeringkannya
diperlukan temperatur yang dinaikkan (Ansel dkk, 1995). Cara granulasi kering
adalah dengan slugging yaitu dengan memadatkan massa yang jumlahnya besar dari
suatu campuran serbuk dan setelah itu memecahkannya menjadi pecahan granul yang
lebih kecil.
ü
Kempa langsung
Pembuatan tablet dengan
metode kempa langsung, khususnya untuk bahan kimia yang mempunyai sifat mudah
mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya memungkinkan untuk langsung
dikompresi tanpa memerlukan granulasi basah atau granulasi kering
BAB III
METODE KREJA
III.1 Alat dan Bahan :
III.1.1 Alat :
1.
Alu
2.
Ayakan
3.
Lumpang
4.
Oven
5.
Timbangan
III.1.2 Bahan :
1.
Amylum 250 mg
2.
Aminophilin 2500 mg
3.
Laktosa 1550 mg
4.
Mg stearat 50 mg
5.
Na CmC 300 mg
6.
Talk 100 mg
III.2 Uraian
Bahan
Aminofilin ( FI III,82)
|
|
|
|
Nama resmi
|
:
|
AMINOPHYLLINUM
|
|
Sinonim
|
:
|
Aminofilin,
reofilina,etilendiamina
|
|
Rumus molekul
|
:
|
C16H24N10O4
|
|
Rumus struktur
|
:
|
|
|
Pemerian
|
:
|
Butir atau serbuk: putih
atau agak kekuningan, bau lemah mirip amoniak : rasa pahit
|
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam lebih kurang 5
bagian air, jika dibiarkan mungkin menjadi keruh, raktis tidak larut dalam
etanol (95%) p dan dalam eter P
|
|
Khasiat
|
:
|
Broncodilator,
antispasmodikum, dieuretikum
|
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah terttutp
rapat, terlindung dari cahaya
|
|
Na CmC (FI III,175)
|
|
|
|
Nama resmi
|
:
|
CARBOXYMETHYL CELLULOSUM
NATRICUM
|
|
Sinonim
|
:
|
Karboksimetl selulosa
Natrium
|
|
Rumus struktur
|
:
|
|
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk atau granul putih
sampai krem : higroskopis
|
|
Kelarutan
|
:
|
Mudah terdispersi dalam
air membentuk larutan koloidal : tidak larut dalam etanol, dalam eter dan
dalam pelarut organic lain
|
|
Kegunaan
|
:
|
Zat tambahan ( penghancur
dan pengikat )
|
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah terttutp rapat
|
|
Amilum (FI III,93)
|
|
|
|
Nama resmi
|
:
|
AMYLUM MANIHOT
|
|
Sinonim
|
:
|
Pati singkong
|
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk halus,kadang-kadang
berupa gumpalan kecil,putih,tidak berbau,tidak berasa
|
|
Kelarutan
|
:
|
Praktis tidak larut dalam
air dingin dan dalam etanol(95 %) p
|
|
Kegunaan
|
:
|
Zat tambahan ( penghancur
)
|
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah terttutp baik,
ditempat sejuk dan kering
|
|
Laktosa(FI III,338)
|
|
|
|
Nama resmi
|
:
|
LACTOSUM
|
|
Sinonim
|
:
|
Laktosa,Saccharum Lactis
|
|
Rumus molekul
|
:
|
C12H22O11.H2O
|
|
Rumus struktur
|
:
|
|
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur : putih :
tidak berbau, rasa agak manis, stabil diudara, tetapi mudah menyerap bau.
|
|
Kelarutan
|
:
|
Mudah larut dalam air dan
lebih mudah larut dalam air mendidih ; sangat sukar larut dalam eter
|
|
Kegunaan
|
:
|
Zat tambahan ( pengisi )
|
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah terttutp baik
|
|
Mg Stearat(FI III,354)
|
|
|
Nama resmi
|
:
|
MAGNESII STEARAS
|
Sinonim
|
:
|
Magnesium Stearat
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk halus : putih :
licin dan mudah melekat pada kulit : bau lemah : khas
|
Kelarutan
|
:
|
Praktis tidak larut dalam
air, dalam etanol (95%)p dan dalam eter p
|
Khasiat
|
:
|
Antasidum, Zat tambahan
(Lubrikan)
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah terttutp baik
|
Talk (FI III,591)
|
|
|
Nama resmi
|
:
|
TALCUM
|
Sinonim
|
:
|
Talk
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur, sangat
halus : licin : mudah melekat pada kulit : bebas dari butiran,warna putih
atau putih kelabu
|
Kelarutan
|
:
|
Tidak larut dalam hamper
semua pelarut
|
Khasiat
|
:
|
Zat tambahan (Glidan)
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah terttutp baik
|
III.3 Perhitungan
Bahan
§
Fase
dalam 92 %
Aminofilin = 250 mg, u/ 5 tab = 250
Na CmC 6 % = u/ 5 tab
Amilum 5 % = u/ 5 tab 25
Laktosa q.s
460 u/ 5 tab 155
§
Fase luar
Mg
stearat 1 %
Talk 2 %
NaCmC5
%
Jadi bobot granul = 460+ (fase luar)
= 460 +
(5+10+25+
= 500 mg
III.4 Cara Kerja
1)
Disiapkan
alat dan bahan
2)
Ditimbang
masing-masing bahan yang akan digunakan yaitu aminofilin 1250 mg , NaCmC 150 mg
dan 125 mg, Amilum 125 mg, Laktosa 775 mg, Mg stearat 25 mg, Talk 50 mg.
3)
Amilum
dibuat musilago dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit air panas ke dalam
125 mg amilum, dicampur samapi terbentuk musilago.
4)
Digerus
aminofilin 1250 mg dalam lumpang ditambah NaCmC 150 mg, laktosa 775 mg, digerus
hingga homogen. Tambahkan musilago amilum sedikit demi sedikit, digerus hingga
homogen.
5)
Diayak
dengan ayakan mesh 10 (pengayak basah)
6)
Granul
yang dihasilkan dikeringkan dalam oven
7)
Diayak
kembali dengan ayakan yang lebih besar (pengayak kering)
8)
Di
evaluasi dan ditimbang fase luar
9)
Setelah
dievaluasi, ditambahkan fase luar ke dalam granul, dengan cara talk 50 mg dan
NaCmC 125 mg digerus lalu dicampur dengan granul & ditambahkan mg stearat
25 mg, diaduk hingga homogeny
10) Dievaluasi
kembali dapat berupa penimbangan dan uji pemampatan
11) Dikemas dan
diberi etiket
ETIKET
|
Indikasi :
Digunakan sebagai bronchodilator, antispasmodic, dieuretikum (FI
III,82), obat yang dapat membebaskan abstruksi saluran pernapasan pada asma
kronis dan mengurangi gejala dari penyakit kronik ( Mary J. My Cek,2001 :222)
Alasan
Penggunaan Eksipien
§ Fase dalam :
1. Na CmC 6 %
NaCmC dapat digunakan sebagai pengikat tablet dengan konsentrasi 1,0-6,0
% (Arthur H Kibbe, 2000 : 87 )
Na CmC stabil pada materi yang higroskopik, utk kondisi kelembapan
tinggi Na CmC dapat menyerap > 50 % air sehingga akan menurunkan kekerasan
tablet dan meningkatkan waktu desintegrasi ( exp : 88 )
Na CmC income dengan asam kuat dan dapat larut dengan garam dari besi
dan meta seperti aluminium, mercury, dan zink. Percepatan larut pada Ph < 2
dan ketika dicampurkan dengan etanol(95 %)
2. Amilum 5 %
Paling banyak digunakan dalam penghancur tablet dengan konsentrasi 3-15
% (Arthur H Kibbe, 2000 : 523 )
3. Laktosa
Laktosa adalah bahan yg sering digunakan sebagai pengisi tablet karena
tidak bereaksi dengan hamper semua bahan obat baik yang dalam bentuk hidrat
atau anhidrat
§ Fase luar :
1. Mg Stearat 1 %
Biasanya digunakan sebagai lubrikan tablet dengan konsentrasi antara
0,25-5 % (Arthur H Kibbe, 2000 : 305 )
2. Talk 2 %
Talk digunakan sebagai glidan dengan konsentrasi anatara 1-10% (Arthur H
Kibbe, 2000 : 555)
3. Na CmC 5 %
Na
CmC digunakan sebagai pengikat tablet dengan konsentrasi 1,0-6,0 % (Arthur H
Kibbe, 2000 : 87)
BAB IV
PEMBAHASAN
Tablet
merupakan
bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan
bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk, berat,
kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung dengan
pemakaian tablet dan cara pembuatannya.
Untuk
praktikum tablet ini kita akan membuat dengan metode granulasi basah, yang
terlebih dahulu dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam pembuatan granul, dtimbang masing-masing bahan yaitu aminofilin 1250 mg ,
NaCmC 150 mg dan 125 mg, Amilum 125 mg, Laktosa 775 mg, Mg stearat 25 mg, Talk
50 mg.
Amilum
dibuat musilago dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit air panas ke dalam
125 mg amilum, dicampu sampai terbentuk musilago. Aminofilin digerus dalam
lumpang dan ditambah Na CmC,laktosa, digerus hingga homogen. Kemudian
ditambahkan musilago amilum sedikit demi sedikit, digerus hingga homogen.
Diayak dengan ayakan mesh 10 (pengayak basah), granul yang dihasilkan
dikeringkan di dalam oven, diayak lagi dengan ayakan lebih besar (pengayak
kering). lalu itu dievaluasi dan ditimbang fase luar.
Setelah
dievaluasi, ditambahkan fase luar ke dalam granul, dengan cara talk dan Na CmC
digerus lalu dicampur dengan granul & tambahkan dengan mg stearat 25 mg,
digerus hingga homogen.
Dievaluasi
kembali dengan melakukan penimbangan dan pemampatan, Merupakan
pengukuran persen kemampatan. Pada uji ini menggunakan gelas ukur bervolume
besar, kemudian seluruh granul dimasukkan ke dalam gelas ukur. Tinggi awal
granul dicatat sebagai (Do), kemudian gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 500
kali ketukan dengan kecepatan konstan. Tingginya lulu diukur lagi dan dicatat
sebagai (Df). Diukur persen (%) kemampatan (K).
Do= tap density (volume granul sebelum
dimampatkan)
Df=bulk density (volume granul setelah
dimampatkan)
Setelah diperoleh sifat alir granul (V–nya)
lalu dibandingkan dengan parameteruntuksifatalir sebagai berikut:
Hasil uji kompresibilitas Keterangan
5–12Sangatbaik
13–18Baik
19–33cukup
34–38Buruk
> 38 Sangat buruk
19–33cukup
34–38Buruk
> 38 Sangat buruk
BAB V
PENUTUP
V.1
Simpulan
§ Tablet
merupakan
bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan
bahan tambahan yang sesuai.
§
Tablet paling mudah
ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila
bersalut yang memungkinkan pecah/ hancurnya tablet tidak segera terjadi.
V.2 Saran
§
Dalam
melakukan praktikum kita harus meguasai materi percobaan yang akan
dipraktikumkan, dan kita juga harus banyak membaca dari berbagai referensi agar
ilmu yang kita dapat tidak hanya terbatas dimateri itu saja.
§
Pada
percobaan ini alat-alat dan bahan yang digunakan masih belum lengkap, mohon
dapat dilengkapi agar praktikum pun berjalan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ansel,Howard. C . 2005, pengantar bentuk sediaan farmasi, edisi IV,
University indonesia ; jakarta.
2. Departemen Kesehatan RI, 1975, Farmakope Indonesia, edisi III,
Direktorat jendral, BPOM.
3. Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV,
Direktorat jendral, BPOM.
4. http://pharmacistmuslim.blogspot.com/2010/01/laporan-granulasi-basah-tablet-antalgin.html
5. Kibbe, H. Arthur. 2000. Handbookk of
Pharmaceutical Excipient. Amerika : Pharmaceutical. Press.
6.
Lachman, Leon.2008.Teori dan praktek farmasi industry
jilid 2. Jakarta.Universitas Indonesia Press.
7.
Syamsuni.2005.Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi.
Jakarta : Penerbit buku kedoktean.
8.
Tjay, T.H.2002.Obat-obat penting. Jakarta : Alex Media
Computindo