Selasa, 27 September 2011

Laporan akhir tablet

BAB  I
PENDAHULUAN
I,1        Latar Belakang
   Dimasa sekarang ini manusia apabila sakit, mereka menggunakan obat dalam bentuk tablet, pil, kapsul, dan sebagainya. Kita ketahui bersama bahwa tablet adalah sediaan padat yang sering juga digunakan untuk pengobatan.
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk, berat, kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung dengan pemakaian tablet dan cara pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian secara oral. Adapun kelebihan dalam penggunaan tablet yaitu dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dan volume yang kecil dan sediaan yang kering sehingga zat aktif tidak larut dalam air.
Adapula tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif,menutupi rasa dan bau obat yang tidak enak, untuk terapi local misalnya salut enteric.



I.2  Maksud Percobaan
1.      Untuk mempelajari dan memahami teori tablet secara umum
2.      Untuk mempelajari metode yang akan digunakan dalam pembuatan tablet
3.      Untuk mempelajari bahan-bahan tambahan yang cocok digunakan dalam pembuatan tablet

I.3 Tujuan Percobaan
1.      Agar kita dapat mengetahui dan memahami teori tablet secara umum
2.      Agar kita dapat mengetahui metode yang sesuai dalam pembuatan tablet
3.      Agar kita dapat mengetahui bahan-bahan tambahan yang cocok, yang akan digunakan dalam pembuatan tablet



















BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA
FI III :
Tablet adalah sediaan padat kompak

dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler,

kedua permukaannya rata atau cembung,

mengandung satu jenis obat atau lebih

dengan atau tanpa zat tambahan
FI IV :
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat

dengan atau tanpa bahan pengisi.


Ansel :
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat

yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan

farmasetika yang sesuai
II.1      Definisi












Tablet  merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk, berat, kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung dengan pemakaian tablet dan cara pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian secara oral. Kebanyakan tablet dibuat dengan penambahan zat warna dan zat pemberi rasa. Tablet lain yang penggunaanya dapat cara sublingual, bukal, atau melalui vagina.
Dengan metode pembuatan tablet yang manapun, tablet yang dihasilkan harus mempunyai sifat-sifat yang baik, yaitu :
1.             Cukup kuat dan resisten terhadap gesekan selama proses pembuatan, pengemasan, transportasi dan sewaktu di tangan konsumen. Sifat ini diuji dengan uji kekerasan dan uji friabilitas.
2.             Zat aktif dalam tablet harus dapat tersedia dalam tubuh. Sifat ini dilihat dari uji waktu hancur dan uji disolusi.
3.             Tablet harus mempunyai keseragaman bobot dan keseragaman kandungan (untuk zat aktif kurang dari 50 ml). Parameter ini diuji dengan variasi bobot dan uji keseragaman kandungan.
4.             Tablet berpenampilan baik dan mempunyai karakteristik warna, bentuk dan tanda lain yang menunjukkan identitas produk.
5.             Tablet harus menunjukkan stabilitas fisik dan kimia serta efikasi yang konsisiten
 Keuntungan sediaan tablet :
1.      Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah
2.      Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah
3.      Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling ringan.
4.      Tablet merupakan bentuk sediaan oarl yang paling mudah dan murah untuk dikemas dan dikirim.
5.      Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.
6.      Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/ hancurnya tablet tidak segera terjadi.
7.      Tablet bisa dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus, seperti penglepasan di usus atau produk lepas lambat.
8.      Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.
9.      Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
Kerugian sediaan tablet :
1.      Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasinya, atau rendahnya berat jenis.
2.      Obat yang sukar dibasakan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiapn kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalm bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas obat cukup.
3.      Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat merupakan jalan keluar yang terbaik dan lebih murah.
Kesimpulan dari keuntungan dan kerugian tablet dibandingkan dengan bentuk sediaan oral lainnya, ternyata tablet benar-benar memberikan keuntungan dalam bentuk tempat/ ruangan yang paling kecil yang diperlukan untuk penyimpanan, tablet juga mudah diberikan dan dikontrol,mudah dibawa, dan ongkosnya rendah. Bagi dokter dosisnya fleksibel (tablet dapat dibelah dua), serta dosisnya tetap.
JENIS-JENIS TABLET
A.  TABLETKOMPRESI, Yaitu tablet yang dibuat dengan sekian tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya ke dalam bahan obatnya (s), diberi tambahan sejumlah bahan pembantu antara lain:
B.   TABLET KOMPRESI GANDA, Yaitu tablet kompresi berlapis,dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu Kali tekanan. Hasilnya menjasdi tablet dan dengan beberapa lapisan atau tablet didalam tablet,lapisan dalamnya menjadi inti dan lapisan luarnya disebut kulit. Tablet berlapis dibuat dengan cara memasukan satu campuran obat kedalam cetakan dan ditekan., demikian pula campuran obat sebagai lapisan berikutnya dimasukan kedalam cetakan yang sama dan ditekan lagi. Untuk membentuk dua atau tiga lapisan tergantung pada jumlah obat yang ditambahkan secara terpisah dalam satu tablet berlapis. Biasanya tiap bahan campuran obat mengandung unsur obat yang berbeda dan dipisahkan satu dengan yang lainnya karena tidak tersatukan. Pada umumnya tiap lapis diberi warna sehingga berlapis-lapis dan berwarna-warni. Pada pembuatan tablet berlapis yang mempunyai inti bagian dalam,mesin khusus diperlukan untuk menempatkan inti dalam ini ditengah-tengah campuran bahan obat kedua yang dimasukan kedalam cetakan yang sama supaya melingkupinya.
C.   TABLET SALUT GULA, Tablet kompresi ini mungkin diberi lapisan gula berwarna dan mungkin juga tidak, lapisan ini larut dalam air dan cepat terurai begitu ditelan. Gunanya bermacam-macam,melindungi obat dari udara dan kelembaban serta member rasa untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaian akibat rasa atau bau bahan obat. Faedahnya lagi, lapisan gula ini memberikan penampilan yang manis. Kerugian dari lapisan gula ini adalah pengelolaannya membutuhkan waktu dan keahlian serta menambah berat dan ukuran tablet. Tablet salut mungkin dua kali lebih besar dan lebih berat dari pada tablet tanpa salut.
D.  TABLET DIWARNAI COKELAT, Yaitu lapisan cokelat merupakan hal yang penting dalam sejarah karena di waktu itu hanya cokelat yang dipakai untuk menyalut dan mewarnai tablet. Sekarang ini cokelat ini digantikan oleh bahan-bahan pewarna lain seperti oksida besi yang dipakai sebagai warna tiruan cokelat.
E.   TABLET SALUT SELAPUT, Tablet kompresi ini disalut dengan selaput tipis dari polimer yang larut atau tidak larut dalam air maupun membentuk lapisan yang melindungi tablet. Biasanya lapisan ini berwarna, kelebihannya dari penyalutan gula ialah lebih tahan lama, lebih sedikit bahan, waktu yang lebih sedikit untuk penggunaannya. Selaput ini pecah dalam saluran lambung usus
F.    TABLET SALUT ENTERIK, Tablet salut enteric adalah tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak melarut atau hancur di lambung tapi di usus. Dengan demikian membiarkan supaya tablet pindah melewati lambung dan hancur serta diabsorbsi di usus. Teknik ini digunakan dalam hal bahan obat dirusak oleh asam lambung, mengiritasi mukosa lambung atau bila melintasi lambung menambah absorbs obat di usus halus sampai jumlah yang berarti.
G.  TABLET SUBLINGUAL ATAU BUKAL, Yaitu tablet yang disisipkan di pipi dan di bawah lida biasanya berbentuk datar, tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung pipi atau di bawah lida untuk diabsorbsi melalui mukosa oral.
H.  TABLET KUNYAH, Tablet kunyah lembut segera hancur ketika dikunyah atau dibiarkan melaru dalam mulut, menghasilkan dasar seperti krim dari mannitol yang berasa dan berwarna khursus. Tablet-tablet ini khususnya diperlukan dalam formula tablet untuk anak-anak dan biasanya digunakan dalam sedaiaan dari tablet multivitamin.
I.     TABLET EFFERVESCENT, Yaitu tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air.
J.     TABLET TRITURAT,Tablet ini bentuknya kecil dan biasanya silinder, dan biasanya mengandung sejumlah kecil obat keras. Kebanyakan tablet ini dalam industry dibuat secara kompresi tetapi dalam skala kecil, karena cara mencetak ini lebih mudah dan dianggap lebih murah.

1.        Eksipien
       Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan dan fungsi. Eksipien mempunyai peranan yang penting dalam formulasi tablet karena tidak ada satupun zat aktif yang dapat langsung dikempa menjadi tablet tanpa membutuhkan eksipien (Sulaiman, 2007). Eksipien dalam sediaan tablet antara lain:
§  Bahan pengikat (binder), Bahan pengikat adalah bahan yang mampunyai sifat adhesif yang digunakan untuk mengikat serbuk menjadi granul selanjutnya bisa dikempa akan menghasilkan tablet kompak. Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, tetapi akan lebih baik jika ditambahkan dalam bentuk larutan. Pengaruh bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan granul yang terlalu keras sehingga tablet yang terjadi mempunyai waktu hancur yang lama. Apabila bahan pengikat yang digunakan terlalu sedikit maka akan terjadi perlekatan yang lemah dan tablet terlalu lunak (Parrott, 1971).
§  Bahan Penghancur (disintegrant), Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran pencernaan. Dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian. Umumnya prinsip kerja dari bahan penghancur adalah melawan gaya ikat dari bahan pengikat dan pengaruh kompresi mesin tablet
§  Bahan Pengisi (filler / diluent), Bahan pengisi ditambahkan untuk memungkinkan suatu pencetakan sehingga menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan dan jika jumlah zat aktif sedikit atau sulit dikempa. Bahan pengisi juga ditambahkan untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran.
§  Bahan Pelicin (lubricant), Berdasarkan fungsinya, bahan pelicin dapat dibedakan menjadi:
1)
 Lubricant, untuk mengurangi gesekan antara sisi tablet dengan dinding ruang cetakan (die) dan antara dinding die dengan dinding punch, sehingga tablet mudah dikeluarkan dari cetakan.
2) Glidant, untuk mengurangi gesekan antar patikel yang mengalir dari hopper ke ruang cetak (die) sehingga akan memperbaiki sifat alir serbuk atau granul yang akan di kempa dan akan berpengaruh pada keseragaman bobot tablet.
3) Antiadherent, untuk mencegah melekatnya Anti tablet pada die dan pada permukaan punch
METODE PEMBUATAN TABLET
ü  Granulasi basah,
      Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini adalah menimbang dan mencampur bahanbahan, pembuatan granulasi basah, pengayakan adonan lembab menjadi granul, pengeringan, pengayakan kering, pencampuran bahan pelicin, pembuatan tablet dengan kompresi.
ü  Granulasi kering
           Granulasi kering khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan (Ansel dkk, 1995). Cara granulasi kering adalah dengan slugging yaitu dengan memadatkan massa yang jumlahnya besar dari suatu campuran serbuk dan setelah itu memecahkannya menjadi pecahan granul yang lebih kecil.
ü  Kempa langsung
          Pembuatan tablet dengan metode kempa langsung, khususnya untuk bahan kimia yang mempunyai sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya memungkinkan untuk langsung dikompresi tanpa memerlukan granulasi basah atau granulasi kering
















BAB  III
METODE KREJA
III.1 Alat dan Bahan :
            III.1.1  Alat :
1.      Alu
2.      Ayakan
3.      Lumpang
4.      Oven
5.      Timbangan
III.1.2 Bahan :
1.      Amylum 250 mg
2.      Aminophilin 2500 mg
3.      Laktosa 1550 mg
4.      Mg stearat 50 mg
5.      Na CmC 300 mg
6.      Talk 100 mg




III.2     Uraian Bahan
Aminofilin ( FI III,82)


Nama resmi
:
AMINOPHYLLINUM
Sinonim
:
Aminofilin, reofilina,etilendiamina
Rumus molekul
:
C16H24N10O4
Rumus struktur
:
Pemerian
:
Butir atau serbuk: putih atau agak kekuningan, bau lemah mirip amoniak : rasa pahit
Kelarutan
:
Larut dalam lebih kurang 5 bagian air, jika dibiarkan mungkin menjadi keruh, raktis tidak larut dalam etanol (95%) p dan dalam eter P
Khasiat
:
Broncodilator, antispasmodikum, dieuretikum
Penyimpanan



:
Dalam wadah terttutp rapat, terlindung dari cahaya








Na CmC (FI III,175)


Nama resmi
:
CARBOXYMETHYL CELLULOSUM NATRICUM
Sinonim
:
Karboksimetl selulosa Natrium
Rumus struktur
:
Pemerian
:
Serbuk atau granul putih sampai krem : higroskopis
Kelarutan
:
Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal : tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organic lain
Kegunaan
:
Zat tambahan ( penghancur dan pengikat )
Penyimpanan
:
Dalam wadah terttutp rapat





Amilum (FI III,93)


Nama resmi
:
AMYLUM MANIHOT
Sinonim
:
Pati singkong
Pemerian
:
Serbuk halus,kadang-kadang berupa gumpalan kecil,putih,tidak berbau,tidak berasa
Kelarutan
:
Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol(95 %) p
Kegunaan
:
Zat tambahan ( penghancur )
Penyimpanan
:
Dalam wadah terttutp baik, ditempat sejuk dan kering
Laktosa(FI III,338)


Nama resmi
:
LACTOSUM
Sinonim
:
Laktosa,Saccharum Lactis
Rumus molekul
:
C12H22O11.H2O
Rumus struktur
:
Pemerian
:
Serbuk hablur : putih : tidak berbau, rasa agak manis, stabil diudara, tetapi mudah menyerap bau.
Kelarutan
:
Mudah larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih ; sangat sukar larut dalam eter
Kegunaan
:
Zat tambahan ( pengisi )
Penyimpanan
:
Dalam wadah terttutp baik







Mg Stearat(FI III,354)


Nama resmi
:
MAGNESII STEARAS
Sinonim
:
Magnesium Stearat
Pemerian
:
Serbuk halus : putih : licin dan mudah melekat pada kulit : bau lemah : khas
Kelarutan
:
Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%)p dan dalam eter p
Khasiat
:
Antasidum, Zat tambahan (Lubrikan)
Penyimpanan
:
Dalam wadah terttutp baik

Talk (FI III,591)


Nama resmi
:
TALCUM
Sinonim
:
Talk
Pemerian
:
Serbuk hablur, sangat halus : licin : mudah melekat pada kulit : bebas dari butiran,warna putih atau putih kelabu
Kelarutan
:
Tidak larut dalam hamper semua pelarut
Khasiat
:
Zat tambahan (Glidan)
Penyimpanan
:
Dalam wadah terttutp baik


III.3     Perhitungan Bahan
§  Fase  dalam              92 %                                                                  
Aminofilin = 250 mg, u/ 5 tab = 250
Na CmC  6 % =  u/ 5 tab
Amilum  5 % = u/ 5 tab 25
Laktosa  q.s  
                          460 u/ 5 tab 155
§  Fase  luar
Mg stearat  1 %
Talk  2 % 
  NaCmC5 %
Jadi bobot granul = 460+ (fase luar)
                             = 460 + (5+10+25+
                             = 500 mg


III.4     Cara Kerja
1)      Disiapkan alat dan bahan
2)      Ditimbang masing-masing bahan yang akan digunakan yaitu aminofilin 1250 mg , NaCmC 150 mg dan 125 mg, Amilum 125 mg, Laktosa 775 mg, Mg stearat 25 mg, Talk 50 mg.
3)      Amilum dibuat musilago dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit air panas ke dalam 125 mg amilum, dicampur samapi terbentuk musilago.
4)      Digerus aminofilin 1250 mg dalam lumpang ditambah NaCmC 150 mg, laktosa 775 mg, digerus hingga homogen. Tambahkan musilago amilum sedikit demi sedikit, digerus hingga homogen.
5)      Diayak dengan ayakan mesh 10 (pengayak basah)
6)      Granul yang dihasilkan dikeringkan dalam oven
7)      Diayak kembali dengan ayakan yang lebih besar (pengayak kering)
8)      Di evaluasi dan ditimbang fase luar
9)      Setelah dievaluasi, ditambahkan fase luar ke dalam granul, dengan cara talk 50 mg dan NaCmC 125 mg digerus lalu dicampur dengan granul & ditambahkan mg stearat 25 mg, diaduk hingga homogeny
10)   Dievaluasi kembali dapat berupa penimbangan dan uji pemampatan
11)   Dikemas dan diberi etiket


ETIKET


Text Box: APOTEK PERMATA
Jl. Aloe Saboe
Apoteker : Robert Tungadi S.Si,M.Si,Apt

Tgl	: 20-11-2010		no: 01
Nama	: Gledis
Umur	:12 thn		     				
            3 X Sehari         1	tablet
 

























DR. FARIANI IWAN, Sp.KK
No.Izin Praktek :  56/X/Pam/2010
Jl. Rusa No. 3. Kota gorontalo
Telp: 0435-823445
Gorontalo, 3-4-2010
R/             Aminofilin               250 mg
                CmC Na                   6 %       
                Amilum                   5 %
                Laktosa                    q.s
                Mg                           1 %
                Talk                         2 %
                CmC Na                   5 %
m.f  granulae
S  t dd  I
Pro           :  Gledis ( 12 thn )
Alamat     :  Jln Durian

 
RESEP



                        










Indikasi  :  Digunakan sebagai bronchodilator, antispasmodic, dieuretikum (FI III,82), obat yang dapat membebaskan abstruksi saluran pernapasan pada asma kronis dan mengurangi gejala dari penyakit kronik ( Mary J. My Cek,2001 :222)



Alasan Penggunaan Eksipien
§  Fase  dalam :
1.      Na CmC  6 %
NaCmC dapat digunakan sebagai pengikat tablet dengan konsentrasi 1,0-6,0 % (Arthur H Kibbe, 2000 : 87 )
Na CmC stabil pada materi yang higroskopik, utk kondisi kelembapan tinggi Na CmC dapat menyerap > 50 % air sehingga akan menurunkan kekerasan tablet dan meningkatkan waktu desintegrasi ( exp : 88 )
Na CmC income dengan asam kuat dan dapat larut dengan garam dari besi dan meta seperti aluminium, mercury, dan zink. Percepatan larut pada Ph < 2 dan ketika dicampurkan dengan etanol(95 %)
2.      Amilum  5 %
Paling banyak digunakan dalam penghancur tablet dengan konsentrasi 3-15 % (Arthur H Kibbe, 2000 : 523 )
3.      Laktosa
Laktosa adalah bahan yg sering digunakan sebagai pengisi tablet karena tidak bereaksi dengan hamper semua bahan obat baik yang dalam bentuk hidrat atau anhidrat



§  Fase  luar :
1.      Mg Stearat  1 %
Biasanya digunakan sebagai lubrikan tablet dengan konsentrasi antara 0,25-5 %  (Arthur H Kibbe, 2000 : 305 )
2.      Talk  2 %
Talk digunakan sebagai glidan dengan konsentrasi anatara 1-10% (Arthur H Kibbe, 2000 : 555)
3.      Na CmC  5 %
Na CmC digunakan sebagai pengikat tablet dengan konsentrasi 1,0-6,0 % (Arthur H Kibbe, 2000 : 87)










BAB  IV
PEMBAHASAN
Tablet  merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk, berat, kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung dengan pemakaian tablet dan cara pembuatannya.
Untuk praktikum tablet ini kita akan membuat dengan metode granulasi basah, yang terlebih dahulu dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan granul, dtimbang masing-masing bahan yaitu aminofilin 1250 mg , NaCmC 150 mg dan 125 mg, Amilum 125 mg, Laktosa 775 mg, Mg stearat 25 mg, Talk 50 mg.
Amilum dibuat musilago dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit air panas ke dalam 125 mg amilum, dicampu sampai terbentuk musilago. Aminofilin digerus dalam lumpang dan ditambah Na CmC,laktosa, digerus hingga homogen. Kemudian ditambahkan musilago amilum sedikit demi sedikit, digerus hingga homogen. Diayak dengan ayakan mesh 10 (pengayak basah), granul yang dihasilkan dikeringkan di dalam oven, diayak lagi dengan ayakan lebih besar (pengayak kering). lalu itu dievaluasi dan ditimbang fase luar.
Setelah dievaluasi, ditambahkan fase luar ke dalam granul, dengan cara talk dan Na CmC digerus lalu dicampur dengan granul & tambahkan dengan mg stearat 25 mg, digerus hingga homogen.
Dievaluasi kembali dengan melakukan penimbangan dan pemampatan, Merupakan pengukuran persen kemampatan. Pada uji ini menggunakan gelas ukur bervolume besar, kemudian seluruh granul dimasukkan ke dalam gelas ukur. Tinggi awal granul dicatat sebagai (Do), kemudian gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 500 kali ketukan dengan kecepatan konstan. Tingginya lulu diukur lagi dan dicatat sebagai (Df). Diukur persen (%) kemampatan (K).
Do= tap density (volume granul sebelum dimampatkan)
Df=bulk density (volume granul setelah dimampatkan)
Setelah diperoleh sifat alir granul (V–nya) lalu dibandingkan dengan parameteruntuksifatalir sebagai berikut:
Hasil uji kompresibilitas Keterangan
5–12Sangatbaik
13–18Baik
19–33cukup
34–38Buruk
> 38 Sangat buruk


BAB  V
PENUTUP
V.1 Simpulan
§    Tablet  merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai.
§        Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/ hancurnya tablet tidak segera terjadi.
V.2 Saran
§    Dalam melakukan praktikum kita harus meguasai materi percobaan yang akan dipraktikumkan, dan kita juga harus banyak membaca dari berbagai referensi agar ilmu yang kita dapat tidak hanya terbatas dimateri itu saja.
§    Pada percobaan ini alat-alat dan bahan yang digunakan masih belum lengkap, mohon dapat dilengkapi agar praktikum pun berjalan lebih baik.






DAFTAR PUSTAKA
1.      Ansel,Howard. C . 2005, pengantar bentuk sediaan farmasi, edisi IV, University indonesia ; jakarta.
2.      Departemen Kesehatan RI, 1975, Farmakope Indonesia, edisi III, Direktorat jendral, BPOM.
3.      Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Direktorat jendral, BPOM.
4.      http://pharmacistmuslim.blogspot.com/2010/01/laporan-granulasi-basah-tablet-antalgin.html
5.      Kibbe, H. Arthur. 2000. Handbookk of Pharmaceutical Excipient. Amerika : Pharmaceutical. Press.
6.      Lachman, Leon.2008.Teori dan praktek farmasi industry jilid 2. Jakarta.Universitas Indonesia Press.
7.      Syamsuni.2005.Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : Penerbit buku kedoktean.
8.      Tjay, T.H.2002.Obat-obat penting. Jakarta : Alex Media Computindo